#masyarakat adat
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pemkab Seluma Serahkan SK Penetapan Komunitas Masyarakat Adat Serawai
Pemkab Seluma Serahkan SK Penetapan Komunitas Masyarakat Adat Serawai KANTOR-BERITA.COM, SELUMA|| Pemerintah Kabupaten Seluma melalui Sekretaris Daerah (Sekda) H. Hadianto, SE, MM, M.Si, secara resmi menyerahkan Surat Keputusan (SK) Penetapan Komunitas Masyarakat Adat Serawai kepada Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kabupaten Seluma, Acara ini berlangsung pada Jumat (31/1/25) di…
#adat Serawai#Aliansi Masyarakat Adat Nusantara#komunitas masyarakat#masyarakat adat#Pelestarian Budaya#Penetapan wilayah adat#Pengakuan masyarakat#Perlindungan#Peta wilayah adat#Pemkab Seluma
0 notes
Text
Kebijakan diskriminatif percepat depopulasi Orang Asli Papua
“Depopulasi sudah terjadi saat ini. Itu akibat penindasan, dan segala kebijakan negara yang menyulitkan Orang Asli Papua”. Kopipaste dari jubi.id* Selebaran Diskusi Depopulasi dan Marginalisasi di Tanah Papua, Rabu (7/8/2024)-Dok jubi.id. Jayapura, – Pemahaman hakim dan aturan hukum masih menjadi batu sandungan dalam perkara pembelaan terhadap hak-hak masyarakat adat di Tanah Papua. Hakim…
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/6b27d265c7ab97b40b9b60e67635b476/bb0486861d6be01c-c9/s540x810/fcddaeb5f52c1bad636d86e7da526bf1e9d30a8d.jpg)
View On WordPress
0 notes
Text
Warga Baduy Akan Menggelar Seba Selama Tiga Hari
LEBAK – Masyarakat suku adat Baduy yang berada di Desa Kenekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Banten, akan menggelar Seba Baduy. Seba akan berlangsung pada Jumat hingga Minggu 17-19 Mei 2024. Dalam acara Seba Baduy tersebut, warga Baduy akan berkunjung ke Pemerintah Kabupaten Lebak di Rangkasbitung dan Pemerintah Provinsi Banten di Kota Serang dengan membawa hasil bumi yang dihasilkan…
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/9e8b99a0b0a271594e75d3dc1f665c54/c68bb36ecc1d2933-12/s540x810/fe500fd491c8a5885349101d5363ba91c62d55fc.jpg)
View On WordPress
#Kabupaten Lebak#kecamatan Leuwidamar#Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Lebak Imam Rismahayadin#Masyarakat adat#Seba Baduy#Warga Kanekes
0 notes
Text
Ditanya Mahasiswa UI soal Hak-hak Masyarakat Kelompok Adat, Ini Jawaban Anies
DEPOK | KBA – Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menjadi pembicara dalam kuliah kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Depok, Selasa, 29 Agustus 2023. Saat sesi tanya jawab, Wakil Ketua BEM FISIP UI, Rakha Ayu Rengganis memberikan pertanyaan tentang hak-hak masyarakat adat yang belum terlindungi…
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/e7891a2b722b9fb863c0d11d6ece75dd/2e85f18fe7575090-55/s540x810/4f88917fb6974663332f17eda2549c7e7cade8d7.jpg)
View On WordPress
0 notes
Text
Menyelisik Kearifan Masyarakat Adat yang Kian Terkikis
NININMENULIS.COM – Masih jelas terbayang bagaimana hebatnya saat gempa meluluhlantakkan Cianjur, Jawa Barat dan sekitarnya di akhir 2022 lalu. Gempa berkekuatan 5,6 skala richter (SR) itu getarannya terasa hingga wilayah yang berjarak ratusan kilometer. Terhitung ratusan nyawa melayang, ribuan rumah rusak yang menyebabkan banyak anggota keluarga tidak memiliki tempat tinggal lagi. Semakin miris…
View On WordPress
0 notes
Text
Percepat Pendaftaran 3,2 Juta Hektare Tanah Ulayat, Menteri AHY: Pemerintah Hadir Menjamin dan Melindungi Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
Nusatimes.id – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) berkomitmen mengakselerasi pendaftaran 3,2 juta hektare bidang tanah ulayat bagi sekitar 3.000 Masyarakat Hukum Adat yang tersebar di 16 provinsi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan terbitnya Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Administrasi Pertanahan dan Pendaftaran…
0 notes
Text
#aesthetic#easter#michael cera#ryan gosling#yellowjackets#artists on tumblr#star wars#asexual#margot robbie#welcome home#aksi ❗#PENOLAKAN INVESTASI MINGAS AGIMUGA 49 KONTRAKTOR BEROPERASI PERTAMBANGAN MIGAS AGIMUGA kab#mimika masyarakat adat pribumi Amungme Kamoro lapisan seluruh rakyat Papua Barat penolakan aksi MINGAS AGIMUGA.
0 notes
Text
Masyarakat Adat Nusantara Rayakan HUT ke-7 Secara Sederhana - Gosulsel
MAKASSAR, GOSULSEL.COM - DPP Masyarakat Adat Nusantara (Matra) atau organisasi yang menghimpun kerajaan dan lembaga adat di tanah air, tahun ini memasuki usia yang ke-7. Perayaan HUT Matra dilaksanakan di secara sederhana di RM Istana Laut, Jl Datu Museng Kota Makassar, Minggu (13/8/2023),...
http://gosulsel.com/2023/08/13/masyarakat-adat-nusantara-rayakan-hut-ke-7-secara-sederhana/
#MasyarakatAdatNusantara
0 notes
Text
Korem 032/Wbr Bersama Lintas Agama, Toko Adat, Toko Masyarakat Berbagi Takjil Kepada Warga Kota Padang
Padang, Sumbarlivetv — Korem 032/Wbr Bersama Lintas Agama, Toko Adat, Toko Masyarakat Berbagi Takjil Kepada Warga Kota Padang, pada Selasa, Jalan Jenderal Sudirman di depan Makorem 032/Wirabraja, Selasa, 11/04/23. Pembagian takjil ini dihadiri oleh Danrem yang didampingi para Kasi Korem 032/Wirabraja, Ketua Persit KCK Koorcab Rem 032 PD I/BB, Dandim 0312/Padang Kolonel Inf Jadi, S.I.P, Dantim…
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/841161a10d30d051080e957379b6c545/c9a495a97ab57c52-6c/s540x810/05a096cfe3c2d6306ff398848b58e2eb2f7f39aa.jpg)
View On WordPress
0 notes
Text
Sekda Seluma Buka Rapat Penetapan Masyarakat Adat: Dukungan untuk Program Seluma Berbudaya
Sekda Seluma Buka Rapat Penetapan Masyarakat Adat: Dukungan untuk Program Seluma Berbudaya KANTOR-BERITA.COM, SELUMA|| Sekretaris Daerah Kabupaten Seluma, H. Hadianto, SE, MM, M.Si, membuka Rapat Rencana Tindak Lanjut untuk Tahapan Penetapan Masyarakat Adat di Kabupaten Seluma pada Selasa, (6/8/24), Rapat tersebut dilaksanakan di Ruang Rapat Bupati Seluma dan dihadiri oleh berbagai pihak…
#Adat Seluma#AMAN Bengkulu#Badan Musyawarah Adat#Hadianto#Identitas Budaya#Integrasi Adat Lokal#Pelestarian Budaya#Penetapan Adat#Penetapan Masyarakat Adat#Kabupaten Seluma#Program Seluma Berbudaya#Sekretaris Daerah Seluma
0 notes
Text
Memperingati Hari Masyarakat Adat dunia, KNPB: Gerakan kami Antikekerasan
_Aksi damai KNPB pada peringatan Hari Masyarakat Adat, Jumat (9/8/2-24). – dok Jubi_ Jayapura, – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menggelar aksi demontrasi damai memperingati hari masyarakat adat sedunia pada hari Jumat (9/8/2025). Pada saat aksi peringatan, KNPB menegaskan bahwa gerakan mereka adalah gerakan anti kekerasan. Koordinator aksi KNPB, Omikzon Balingga menyatakan mereka perlu…
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/5f29cb33adb83ff083a32a6da2e54d0b/fcffd9b3cce92dfc-3d/s540x810/154f39190ed93453c0af6a07a0032468b9b40a1a.jpg)
View On WordPress
0 notes
Text
Tanggapi Surat Pernyataan Dukungan Caleg DPR RI Atasnamakan Baduy, Dosen FH Untirta: Kalau Memalsukan Bisa Dipidana
SERANG – Beberapa waktu lalu sempat beredar foto surat pernyataan berisi dukungan masyarakat adat Baduy untuk salah satu Caleg DPR RI dapil 1 Banten. Surat tersebut ditandatangani oleh 4 orang yang mengaku perwakilan masyarakat dari beberapa kasepuhan. Surat tersebut dibawa oleh sekelompok orang berpakaian adat ke rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati…
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/1653913ac252302ed84fe3ca4cf4b883/21c4ceb848e36537-2b/s540x810/4f3905526827968ed075feb92066415b7dd41b72.webp)
View On WordPress
#Aliyth Prakarsa#Caleg PDI Perjuangan#Caleg terpilih Banten 1#Dosen Fakultas Hukum#Masyarakat Baduy#surat kepada Megawati#Surat masyarakat adat &039;#Universitas Sultan Ageng Tirtayasa#Untirta
0 notes
Text
Tanggung Jawab Moral
“Jangan ikut campur masalah orang.” Begitulah kira-kira yang sering kita dengar ketika di suatu keadaan ada pihak tertentu yang mencoba memperingati atau menasehati orang lain, namun nasehat itu akan ditangkis dengan, “Urus diri sendiri deh, nggak usah campuri urusan orang lain.” Padahal kondisinya tidak selalu permasalahan personal, bisa jadi itu adalah kondisi di mana kita melihat perilaku orang lain bertentangan dengan moral yang kita percayai. Dan inilah yang ingin coba saya telusuri, sejauh mana saya bisa memberi pemahaman ke diri saya sendiri untuk mengemban tanggung jawab moral ini.
Baru-baru ini saya membaca tulisan Buya Hamka tentang tanggung jawab budi atau batin, di mana beliau menjelaskan semakin dalam keimanan seseorang maka bertambah pula tangung jawab batinnya. Sehingga saya turut sepakat jika seseorang yang masih memiliki tanggung jawab moral yang kuat dalam dirinya itu sebab ia masih seseorang yang memegang teguh kepada moral-moral baik.
Mengingat Buya Hamka menulisnya lebih dari 60 tahun lalu tentulah keadaan sosial budaya kita sudah mengalami pergeseran, begitu juga dengan moral masyarakat, namun yang namanya tanggung jawab batin akan selalu ada dalam sanubari manusia dari masa ke masa.
Tapi sayangnya kita sudah tiba di masa di mana rasa tanggung jawab itu mulai dihilangkan. Rasa enggan untuk memberi tahu hal baik kepada orang lain karena takut atau barangkali malas mendengar tuduhan ‘ikut campur’ sering sekali menjadi cikal bakal di mana kita mulai mengabaikan sekitar. Katanya bentuk pengertian, kita sudah hidup di masa urus saja urusanmu, tapi tidakkah terdengar seperti membunuh kebaikan dalam diri kita dan membunuh kebaikan yang terjadi di masyarakat kita?
Dahulu tanggung jawab ini terus-menerus dipupuk pada jiwa masyarakat kita. Guru-guru mengajarkannya di sekolah, orang tua mengulanginya di rumah, di langgar-langgar tempat kita mengaji disampaikan berkali-kali; tolonglah orang lain, ingatkan mereka yang salah, sampaikan kebaikan, dan lain sebagainya. Tapi sekarang masyarakat kita lebih suka mendengar figur publik yang menyampaikan uruslah urusanmu sendiri, jangan ikut campur masalah orang lain, tidak apa-apa untuk egois, yang sayangnya ditujukan dalam banyak situasi.
Akibatnya secara kolektif generasi kita mulai percaya bahwa yang baik adalah yang tidak mencampuri urusan orang lain, tanpa mengkaji terlebih dahulu urusan orang lain ini dalam koridor apa. Sehingga kita yang memberi nasehat atau hanya sekedar memberi tahu kepada orang lain tentang kesalahan mereka yang kita anggap tidak sesuai dengan moral, menjadi salah.
Sebelumnya saya pernah membahas ini dari perspektif yang mendengar komentar orang lain, dengan tajuk Polisi Moral, Salah? Di mana saat itu saya masih menekankan kepada pemahaman situasi. Jika ada keadaan yang membuat kamu mendapat kritikan moral dari orang lain, kenali terlebih dahulu keadaannya.
Namun seiring saya belajar lebih banyak hal dan mengenali situasi lebih banyak lagi, betapa pentingnya kita tetap saling memberi tahu dan menasehati kesalahan satu sama lain. Kita tidak bisa terus-menerus bersikap seolah pilihan hidup kita adalah yang paling benar. Tidak ada salahnya untuk menerima nasehat dan kritikan, kita tumbuh dari itu. Tapi ya sebelumnya pastikan, kamu sudah menjadi seseorang yang memiliki pedoman moral yang baik.
Saya tahu kita tidak lagi memiliki pedoman moral yang sama. Bahkan datang dengan latar belakang budaya, adat dan agama yang sama tidak serta membuat kita satu pedoman. Tentu saja saya katakan ini dalam lingkup pilihan hidup, meski jika kita mau belajar lebih jauh tentulah pedoman moral itu masih ada di sana, di tempat yang kita singkirkan sebab kita ingin menjadi sebebas-bebasnya manusia, yang barangkali tidak bermoral. Atau jika kita mau sedikit lebih jujur, kebebasan akan pilihan hidup bukanlah membuat standar moral baru, tapi mengolah dan mengkritisi peletakan salah benar terhadap situasi yang terjadi di lingkungan kita dengan pedoman yang ada.
Keadaan-keadaan itu bukankah kita bisa melihat fungsi manusia lain di hidup kita, saat kita tidak tahu, kita lupa atau kita ingkar, ada orang lain yang memberi tahu bahwa kita sedang keliru.
Mungkin yang akan selalu menjadi pekerjaaan kita bersama adalah, dari sisi yang mendengar barangkali kita tidak langsung menangkis, ada refleksi yang harus kita lakukan. Dari sisi yang bicara, sebelum menyampaikan ada bahasa yang kita pilih, ada kondisi dan situasi yang kita baca. Tapi dari sisi manapun, kita tidak seharusnya mematikan tanggung jawab moral dalam hati hanya karena tiba di masa orang-orang sudah mulai antipati.
Dicatat, 15 Februari 2025
11 notes
·
View notes
Text
KEKUATAN AKHLAK
وَاِ نَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur." (QS. Al-Qalam: 4)
• Ayat ini tidak hanya menyatakan bahwa Nabi saw punya akhlak yang sangat luhur tetapi juga mengisyaratkan bahwa akhlak merupakan kekuatan yang sangat dahsyat pengaruhnya. Terutama akhlak yang terpuji.
• Kekuatan akhlak bisa mengalahkan kekuatan apa pun, sekalipun didukung kekuatan media, kekuasaan dan ekonomi.
• Sekalipun dibully sebagai pembohong, tukang sihir, teroris, pemecah belah masyarakat dan lainnya, tetapi dengan akhlaknya yang mulia Nabi saw berhasil meruntuhkan semua tuduhan yang dibiayai dan digerakkan oleh para tokoh musyrikin tersebut. Bahkan kesabaran Nabi saw dalam menghadapi semua bulliyan tersebut menimbulkan keraguan masyarakat terhadap kebenaran tuduhan tersebut dan membangkitkan rasa ingin tahu mereka tentang Nabi saw dan ajakan-ajakan yang disampaikannya. Ini merupakan kemenangan dakwah Nabi saw berkat kekuatan akhlak yang dijaganya. Kekuatan akhlak selalu lebih besar dari kekuatan dana, buzzer, dan kekuasaan.
• Sebaliknya pencitraan dan nama baik yang dibangun seorang pemimpin bertahun-tahun dengan biaya besar dan didukung kekuatan media yang gegap gempita dan ditopang kekuasaan, bisa runtuh dalam sekejap bila sang pemimpin melakukan tindakan tidak bermoral seperti suka berbohong, berkata kasar apalagi melakukan tindakan asusila.
• Akhlak menjadi tiang penyangga peradaban dan budaya. Peradaban dan budaya yang tidak mengajarkan dan menjaga akhlak yang baik pasti runtuh dan hancur.
• Sekalipun sampai berbusa-busa mulutnya mengaku sebagai penjaga budaya dan peradaban tetapi jika tidak bisa menunjukkan akhlak yang baik pasti masyarakat yang beradab dan berbudaya tinggi mengecam dan menolaknya.
• Perkataan kasar, kotor dan sarkasme yang dipertontonkan di tengah masyarakat yang menjunjung tinggi budaya bahasa yang santun, bahkan memiliki beberapa tingkatan adab berbahasa seperti "kromo inggil" dan lainnya, pasti menilai perkataan kotor dan kasar tersebut sebagai pelanggaran moral dan budaya bahasa yang selama ini sangat dijunjung tinggi. Bisa jadi pelakunya mendapat sanksi moral dan sosial yang lebih berat ketimbang sanksi hukum. Distrust.
• Islam sangat menghargai tingkatan kesopanan berbahasa. Karena itu, al-Quran menyebutkan beberapa istilah penggunaan bahasa yang beragam, sesuai tuntutan kondisi dan tingkatan adab berbahasa yang berlaku. Seperti: qaulan ma'rufa, qaulan karima, qaulan sadida, qaulan layyina, qaulan baligha, qaulan tsaqila. Ini sekaligus menunjukkan pentingnya menjaga adab dalam berbahasa.
• Setiap komunitas pasti memiliki tingkatan adab dalam berbahasa masing-masing. Menjaga budaya yang baik dalam berbahasa ini merupakan ajaran Islam, sebagaimana ragam adab bahasa yang diajarkan di atas. Melanggarnya hingga menimbulkan antipati di kalangan masyarakat sama dengan melanggar ajaran Islam yang mengajarkan adab-adab berbahasa. Karena itu para ahli fiqh merumuskan kaidah: العادة محكمة . Adat kebiasaan yang baik bisa sama statusnya dengan hukum agama.
• Akhlak yang baik muncul dari jiwa dan hati yang bersih. Hati dan jiwa yang kotor memunculkan akhlak yang kotor dan buruk. Orang yang hati dan jiwanya kotor tetapi akhlaknya baik, biasanya hanya sementara waktu. Bila ada faktor pemicunya biasanya muncul watak dan akhlak aslinya. Tidak benar ungkapan yang menyebutkan: Sekalipun mulutnya kotor dan kasar tetapi hatinya baik.
***
18 notes
·
View notes
Text
get ready for the most annoying liberals to say we're entering a new order of fascism as if rural farmers, masyarakat adat, and papuans didnt get their land stolen and their communities gunned down when they resist said robbery for the past ten years. and as if they didnt promise everyone five years ago that jokowi is the ideological opposition of prabowo. gimana rasanya jilat ludah sendiri?
who knows theyre probably busy insisting megawati should have won or something
#indoposting#all bourgeoisie... all corrupt....#(insert advertisiment to join your local communist org here)#yes they exist esp if youre in java#dont lose hope kiddos
2 notes
·
View notes
Text
Kita yang Mudah Lupa
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/7aebd93062fd9f3b565e5e5a9a7d478a/d0a597dcf0188441-03/s540x810/9768fa63de85fc91ae167ee436be60b144de9052.jpg)
Memori manusia terdiri dari banyak macam hal yang menghinggapinya dan bermuara di sana sebagai ingatan yang membawakan perasaan senang maupun getir, tak jarang juga manusia kehilangan lebih banyak hal dalam ingatannya atau memang manusia itu berusaha sekeras mungkin melupakannya. Menurut Gulo (1980) dan Reber (1988), lupa merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang tidak lagi dapat mengenal dan memahami suatu hal yang pernah dipelajari atau dialami sebelumnya.
Sedangkan Zen RS mengatakan, "Lupa merupakan sahabat karib impunitas. Dengan lupa, praktik impunitas menjadi semakin mudah dijalankan", Zen sedang menerangkan kepada kita bahwa impunitas senantiasa menuntun ke sebuah bencana di mana tak akan ada lagi keadilan bagi para penyintas kejahatan negara yang makin hari makin banyak korban terus mengalaminya.
Jika kita membuka sedikit ingatan dalam impunitas yang diberikan kepada pembunuh Munir, pembunuhnya masih tetap bersembunyi di balik sebuah kabut yang dilindungi para gegeden. Sedangkan sampai hari ini keluarga Munir masih menuntut keadilan bagi suami, bapak, teman, pahlawan yang berjasa telah diracun oleh arsenik berdosis tinggi. Jikalau memang ada proses keadilan untuk para pelaku, itu bukan sebuah keadilan yang benar, keadilan itu dilaksanakan oleh negara hanya sebatas meredam tekanan dan protes dari massa. Mungkin juga kita sudah lupa pada impunitas yang terjadi pada 135+ jiwa yang dibunuh oleh polisi saat perisitwa Kanjuruhan, tapi tak ada keadilan pada keluarga korban, justru Stadion Kanjuruhan ikut dibongkar demi menghapus TKP yang menyeret institusi bobrok itu.
Adapula kita bisa melompat jauh di mana rezim Orde Baru masih berkuasa, seorang mahasiwa Institut Teknologi Bandung tewas oleh pihak kepolisian pada 6 Oktober 1970. Peristiwa nahas itu dialami oleh Rene Louis Conraad, mahasiwa teknik elektro ITB yang sebelumnya menghadiri pertadingan sepak bola antara mahasiswa ITB dengan pihak kepolisian, kondisi yang panas membuat pertandingan itu dihentikan. Selang tak beberapa lama setelah pembubaran, dua orang mahasiswa mengendarai satu motor berpapasan rombongan pihak kepolisian. Terjadilah kembali ketegangan, hingga akhirnya kekejian para pelaku memukuli terlebih dahulu korban hingga tak sadarkan diri, setelah itu korban ditembak mati dan matanya dilemparkan. Kejadian itu bisa dianggap titik mula renggangnya hubungan para mahasiswa dengan aparat bersenjata serta penunutan agar dihapusnya dwifungsi ABRI.
Bertahun setelahnya ada juga peristiwa Malari (1974), Tanjung Priok (1984), Talangsari (1989), Santa Cruz (1991) hingga deretan peristiwa ketika tahun-tahun menjelang runtuhnya Orde Baru. Kenapa seolah negara membiarkan ini terus terjadi? Mungkin dari banyaknya kejadian itu pula saya tidak mengalami atau menyaksikan, bahwa dengan ingatan seseoranglah untuk mendokumentasikannya, saya bisa menyampaikan kembali pesan ini.
Berapa banyak juga masyarakat yang mengalami represif karena mempertahankan tanahnya dari gusuran proyek negara yang impulsif? Tak hanya masyarakat adat saja yang dianggap tanah hidupnya dianggap sebagai tanah kosong untuk dijadikan sebuah proyek oleh negara atau sekedar perusakan alam atas dasar tambang-tambang, tapi masyarakat kota juga mengalami hal yang sama dengan stigma "perkampungan kumuh". Beberapanya itu yang bisa sampaikan ada Halmahera, Rempang, Kabupaten Merauke, Mandalika, Dago Elos, Tamansari, Pakel, Wadas, dan masih banyak lagi konflik tanah yang dilakukan oleh setan tanah di negara ini. Konflik Tanah ini harus menjadi perhatian kita, siapapun yang belum mengalaminya harus bersimpati kepada kawan-kawan yang sedang dan terus berjuang. Bahwa, hak atas tanah adalah Hak Asasi Manusia yang mendasar. Mungkin kita juga lupa bahwa lumpur Lapindo terjadi di bawah kekuasaan seorang mantan presiden yang bulan ini (September, 2024) berpesta pora di sebuah festival musik.
Kemudian bulan september ini telah mencapai pertengahan, bagi yang luput atau tidak tahu sebelumnya, ada istilah yang menarik ketika bulan september itu tiba menjumpai kita yaitu "September Hitam". September Hitam sendiri mempunyai arti kita memasuki kembali sebuah lorong ingatan terhadap banyaknya kejadian yang tercatat ataupun tidak, mengenai kekerasan negara terhadap rakyatnya di sepanjang bulan september dalam rentang waktu yang panjang. Mengapa masih ada segelintir orang yang tetap percaya dan menghadiri kegiatan-kegiatan September Hitam? Dari pertanyaan itu menggiring saya untuk mengahadiri langsung kegiatan "Black September" di IFI Bandung 14 September lalu.
Dalam kegiatan itu saya hanya mengikuti Hearing Session dari Remake album Homicide yang berumur 20 tahun, yang tak direncanakan sebelumnya adalah itu bertepatan dengan dibunuhnya Munir Said Thalib pada 2004. Mendengarkan kembali album yang melegenda sembari ditampilkan visual bagaimana dari tahun 1998 sejak reformasi kekerasan negara hinnga ditutupnya daftar itu ketika Munir dibunuh. Entah kenapa rasanya malam itu seperti diriku hanyut dibawa oleh lantunan suara Herry Sutersna aka Morgue Vanguard serta melihat banyaknya peristiwa kelam dalam daftar, air mata pun tak sanggup menahan. Pedih, getir, takut, memposisikan bahwa esok atau lusa, saya bisa saja mengalami hal itu.
Ingatan-ingatan itu harus dirawat secara individu maupun kolektif. Menurut Schuman dan Schott (1989), mengikuti Karl Manheim, bahwa memori atau ingatan selalu terkait dengan peroses pencetakan generasi; perihal apa yang telah dialami oleh individu di awal masa mereka dewasa. Namun, ini bukan satu-satunya model memori yang muncul. Sama seperti Karl Marx mengenai kesadara kelas yang terpisah dari setiap pekerja, begitu juga ingatan kolektif merupakan suatu yang terpisah dari kepercayaan setiap warga negaranya. Sebab kenangan selalu melekat dan bisa mengejawatahkannya sebagai bentuk kolektivitas. Ingatan kolektif tentu saja menjadi nilai lebih untuk merawat jaman yang lebih baik menuju kebenaran sejarah.
Bagaimanapun hari ini saya hanya membahasakan keresahan yang menumpuk di dada, setelah sekian lama tak menulis akhirnya kembali menulis. Kepada ingatan kita yang mudah lupa, maka dari itu juga saya mencoba mendokumentasikannya lewat bahasa yang abadi. Mari mengorganisir keputusasaan menjadi sebuah nyawa yang tak pernah padam. Merawat ingatan juga tak selalu tertulis rapih dalam kertas yang dibukukan, terkadang sejarah tersimpan dalam dendam dan darah pada jiwa-jiwa yang pernah berurusan dengan para tiran yang bajingan. Dan upaya-upaya ini untuk mangamputasi impunitas yang telah mendarah daging.
Saya pinjam kalimat Zen RS untuk penutup, "Sebab lupa tak bisa membebaskan kita". Mari menolak Lupa.
Bandung, 21 September 2024.
2 notes
·
View notes